Mataram (Kota Mataram) adalah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat (Nusa Tenggara Barat). Kota ini terletak dalam Kabupaten Lombok Barat (Kabupaten Lombok Barat) dan terletak di sisi barat pulau Lombok, Indonesia. Ini juga merupakan kota terbesar provinsi, dan memiliki populasi 402.296 pada Sensus 2010.
Selain menjabat sebagai ibukota provinsi, Mataram juga telah menjadi pusat pemerintahan, pendidikan, perdagangan, industri dan jasa. Tiga kota merupakan wilayah Mataram, dari barat ke timur, ini adalah Ampenan, Mataram, Cakranegara dan. Mereka adalah kota-kota yang berbeda, tetapi berjalan bersama-sama. Secara umum, Ampenan merupakan kota pelabuhan penuaan, Mataram adalah pusat pemerintahan dan kantor untuk provinsi, dan Cakranegara adalah pusat komersial utama di pulau. Ada enam kecamatan Mataram, yaitu Ampenan, Cakranegara, Mataram, Pejanggik, Selaparang, Sekarbela dan. Daerah kabupaten Mataram berisi 50 kampung (desa / lingkungan) dan 297 (RT) kampung sub-bagian.
Kota ini dilayani oleh Bandara Internasional Lombok (Bandara Internasional Lombok) (IATA: LOP, ICAO: WADL) di Lombok Tengah, oleh pelabuhan Harbour Lembar di barat daya dan Labuhan Lombok pelabuhan feri di pantai timur yang menyediakan koneksi ke Poto Tano di Sumbawa. Mataram terletak dekat pantai barat Lombok, sehingga sangat dekat dengan pusat pariwisata di pulau itu dari pantai Senggigi, yang terletak tidak jauh dari utara Ampenan.
Mataram sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Lombok Barat sebelum pembagian wilayah. Ibukota Lombok Barat dipindah ke Gerung pada tahun 2000.
Mataram juga kursi kekuasaan untuk raja Mataram (Seraja), yang kadang-kadang dikontrol melalui Singaraja tetangga, Bali.
Dari populasi sekitar 362.243 (2008) 177.719 orang adalah laki-laki dan 184.524 adalah perempuan.
Di kota Mataram pada tahun 2008 Biro Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat Provinsi angka menunjukkan bahwa penduduk ciy ini 40,74% belum menikah, 52.01% menikah, 2,51% bercerai, dan 4,75% adalah dari status janda.
Pada tahun 2008 Kota Mataram memiliki 90.748 rumah tangga dan rata-rata 3,99 orang per rumah tangga.
Orang-orang Sasak adalah penduduk asli Lombok dan membentuk mayoritas penduduk Mataram. Mataram juga rumah bagi rakyat Baliese, Cina, Tionghoa peranakan-orang keturunan Indonesia dan Cina campuran dan sejumlah kecil orang Indonesia Arab, terutama keturunan Yaman yang bermukim di kota pelabuhan Ampenan awal. Meskipun penduduk kota orang Sasak yang dari Mataram masih mengidentifikasi kuat dengan asal-usul mereka dan budaya Sasak. Pecahnya kerusuhan di Lombok 17 Januari 2000 dianggap telah dimulai oleh pengaruh luar. Setelah melewati masalah masyarakat Mataram kembali untuk hidup dalam harmoni yang relatif.
Islam adalah agama mayoritas penduduk Mataram. Agama lain yang dipraktekkan di Mataram adalah Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Saling menghormati dan toleransi terhadap keyakinan orang lain memungkinkan masyarakat Mataram untuk hidup bersama secara harmonis.
Mataram masyarakat biasanya bahasa Sasak. Bahasa Sasak adalah bahasa asli penduduk asli Lombok. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling banyak digunakan dalam bisnis formal, pendidikan dan konteks pemerintah. Ketika di rumah atau tempat rekreasi warga Mataram cenderung menggunakan bahasa Sasak Mataram.
Selain menjabat sebagai ibukota provinsi, Mataram juga telah menjadi pusat pemerintahan, pendidikan, perdagangan, industri dan jasa. Tiga kota merupakan wilayah Mataram, dari barat ke timur, ini adalah Ampenan, Mataram, Cakranegara dan. Mereka adalah kota-kota yang berbeda, tetapi berjalan bersama-sama. Secara umum, Ampenan merupakan kota pelabuhan penuaan, Mataram adalah pusat pemerintahan dan kantor untuk provinsi, dan Cakranegara adalah pusat komersial utama di pulau. Ada enam kecamatan Mataram, yaitu Ampenan, Cakranegara, Mataram, Pejanggik, Selaparang, Sekarbela dan. Daerah kabupaten Mataram berisi 50 kampung (desa / lingkungan) dan 297 (RT) kampung sub-bagian.
Kota ini dilayani oleh Bandara Internasional Lombok (Bandara Internasional Lombok) (IATA: LOP, ICAO: WADL) di Lombok Tengah, oleh pelabuhan Harbour Lembar di barat daya dan Labuhan Lombok pelabuhan feri di pantai timur yang menyediakan koneksi ke Poto Tano di Sumbawa. Mataram terletak dekat pantai barat Lombok, sehingga sangat dekat dengan pusat pariwisata di pulau itu dari pantai Senggigi, yang terletak tidak jauh dari utara Ampenan.
Mataram sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Lombok Barat sebelum pembagian wilayah. Ibukota Lombok Barat dipindah ke Gerung pada tahun 2000.
Mataram juga kursi kekuasaan untuk raja Mataram (Seraja), yang kadang-kadang dikontrol melalui Singaraja tetangga, Bali.
Dari populasi sekitar 362.243 (2008) 177.719 orang adalah laki-laki dan 184.524 adalah perempuan.
Di kota Mataram pada tahun 2008 Biro Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat Provinsi angka menunjukkan bahwa penduduk ciy ini 40,74% belum menikah, 52.01% menikah, 2,51% bercerai, dan 4,75% adalah dari status janda.
Pada tahun 2008 Kota Mataram memiliki 90.748 rumah tangga dan rata-rata 3,99 orang per rumah tangga.
Orang-orang Sasak adalah penduduk asli Lombok dan membentuk mayoritas penduduk Mataram. Mataram juga rumah bagi rakyat Baliese, Cina, Tionghoa peranakan-orang keturunan Indonesia dan Cina campuran dan sejumlah kecil orang Indonesia Arab, terutama keturunan Yaman yang bermukim di kota pelabuhan Ampenan awal. Meskipun penduduk kota orang Sasak yang dari Mataram masih mengidentifikasi kuat dengan asal-usul mereka dan budaya Sasak. Pecahnya kerusuhan di Lombok 17 Januari 2000 dianggap telah dimulai oleh pengaruh luar. Setelah melewati masalah masyarakat Mataram kembali untuk hidup dalam harmoni yang relatif.
Islam adalah agama mayoritas penduduk Mataram. Agama lain yang dipraktekkan di Mataram adalah Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Saling menghormati dan toleransi terhadap keyakinan orang lain memungkinkan masyarakat Mataram untuk hidup bersama secara harmonis.
Mataram masyarakat biasanya bahasa Sasak. Bahasa Sasak adalah bahasa asli penduduk asli Lombok. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling banyak digunakan dalam bisnis formal, pendidikan dan konteks pemerintah. Ketika di rumah atau tempat rekreasi warga Mataram cenderung menggunakan bahasa Sasak Mataram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar